Popular Post

Translate

Home » » pemuliaan tanaman terung

pemuliaan tanaman terung

Written By Unknown on Sabtu, 29 Desember 2012 | 01.03




Pemuliaan Tanaman Terung
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
sebuah karya pertanian Tiongkok kuno yang ditulis pada tahun 544. Banyaknya nama bahasa Arab dan Afrika Utara untuk terong serta kurangnya nama Yunani dan Romawi menunjukkan bahwa pohon ini dibawa masuk ke dunia Barat melewati kawasan Laut Tengah oleh bangsa Arab pada awal Abad Pertengahan. Nama ilmiahnya, Solanum melongena, berasal dari istilah Arab abad ke-16 untuk sejenis tanaman terung.
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain, memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan.
Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau memperburuk artritis dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.




Bab II
Tinjauan Pustaka
Inkompatibilitas yaitu ketidak cocokan (kromosom/gen) dalam berpasangan yang menyebabkan gagalnya pembuahan sendiri. Terjadi pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi maupun tanaman tigkat tinggi. Inkompatibilitas pada tanaman tingkat tinggi, yaitu untuk mencegah pembuahan sendiri. Berdasarkan marfologi bunga inkompatibilitas dibagi menjadi:
1. Inkompatibilitas Homomorfik (putik dan benang sari sama panjang)
a) Gametofitik
Terhentinya pertumbuhan tabung tepung sari di dalam putik multi alel. Interaksi antara tepung sari yang haploid dengan sel-sel putik yang diploid. Jika alel tepung sari sama dengan alel putik, maka pertumbuhan tabung serbuk sari terhenti dan sebaliknya.
Pada system gametofit , inkompatibilitas terjadi bila serbuk sari dan kepala putik mempunyai alel yang sama. b) Sporofitik
Dikendalikan oleh alel dominant pada putik. Putik yang mempunyai alel tersebut maka pollen tidak dapat tumbuh. System safrofit mengandung bentuk dominansi yaitu S1 yang dominant terhadap seluruh alel lain, S2 juga demikian kecuali terhadap S1 dan seterusnya. Ada mikrosporogenesis semua serbuk sari, sifat genotif akan muncul pada fenotif alel dominant pada jaringan jantan diploid. Misalnya, jantan S1 S2 akan menghasilkan fenotip S1, meskipun disana dijumpai genotip S2. pada gamet betina tidak dijumpai ekspresi dominant dan betina berfungsi sama seperti seperti system gametofit. Pada system saprofit, persilangan gamet betina S1 S2 x jantan S1 S3 adalah tidak cocok inkompatibel karena adanya efek dominansi pada jantan, bahwa kedua serbuk sari S1 dan S2 mempunyai fenotip S1¬. selama S1¬ besifat inkompatibel terhadap jaringan tangkai putik S1 S2 maka tidak akan terjadi pembuahan. Persilangan resiprok juga akan menghasilkan proses yang inkompatibel. (James R.Welsh dan Johanis P.Mogea, 1991:63)
Inkompatibilitas dapat terjadi baik pada system gemotofit maupun sporofit. Perbedaan antara system saprofit dan gametofit terletak pada adanya beberapa alel S yang homozigot.
2. Inkompatibilitas Heteromorfik. Ada dua tipe;
a)              Putik pendek dan benang sari panjang atau disebut pin.
b)              b) Putik panjang dan benang sari pendek atau disebut thrum . Biji terbentuk jika dua tipe berlainan disilangkan Biji tidak terbentuk jika dua tipe yang sama disilangkan
c)              Tipe putik pendek dan benang sari panjang mempunyai alel S yang dominant dan heterozigot (Ss).
d)              Tipe putik panjang dan benang sari pendek selalu homozigot resesif (ss).
Tumbuhan bunga yang mempunyai bunga dengan pistil dan anter yang menghasilkan ovum maupun polen yang fertil dan viabel tidak selamanya dapat melakukan polinsi sendiri. Seandainya dapat melakukan polinasi tumbuhan tersebut tidak berhasil melakukan fertilisasi. Hal ini disebabkan imkompatibilitas seksual pada tanaman tersebut sehingga polennya tidak dapat membuahi ovum. Inkompatibilitas seksual dibedakan menjadi dua: 1) interspesifik, dan 2) intraspesifik. Inkompatibilitas intra spesifik disebut self-incompatibility (inkompatibilitass sendiri), secaara morfologi ada 2 tipe self-incompatibility yaitu heteromorfi dan homomorfi. Jika inkompatibilitas homorfi ini disebabkan genotip dari gametogenotip disebut gametophyctic self-incompability (GSI), jika disebabkan genotip dari sporofitnya disebut sporofit self-incompability (SSI). Kemajuan teknologi pada saat ini telah menunjukkan keberhasilan dalam usaha menanggulangi masalah inkompatibilitas seksual pada beberapa tumbuhan. (Subag Sistem Informasi BAAKPSI UM, 2005.)


Bab III
Bahan dan Metode
Dalam persilangan tanaman terung hijau ini, dipilih bunga yang masih kuncup sebagai induk betina. Sebagai bunga jantan digunakan bunga yang sudah matang atau memiliki serbuksari matang. Penyilangan dilakukan pada Selasa, 27 November 2012 di Kebun Percobaan Faperta UR.
Alat-alat yang digunakan; pinset, sebagai alat untuk mengambil serbuksari dari bunga betina, isolasi transparan sebagai alat untuk isolasi. Morfologi Bunga Terung;  Bentuknya seperti bintang, Warna bunganya antara putih hingga ungu, Mahkota yang memiliki lima lobus, Benang sarinya berwarna kuning, Bunga tidak mekar secara serempak (Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang matang lebih   dulu dari pada putik. Protagini, yaitu peristiwa putik yang matang lebih dulu daripada serbuk sari) dan Penyerbukan bunga terung dapat terjadi secara silang ataupun menyerbuk sendiri.
Teknik persilangan (Hibridisasi buatan) Terung hijau
1.      Persiapan
Proses ini meliputi :
ü  Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan persilangan terung
ü  Mengetahui morfologi terung dan reproduksi terung
ü  Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang ingin disilangkan




2. Pemilihan kuncup bunga
                  Pemilihan kuncup bunga dilakukan dengan memilih bunga yang masih kuncup. Ini bertujuan agar bunga yang akan dijadikan induk betina belum mengalami penyerbukan dengan serbuksari yang lain.

3.      Kastrasi
Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang ada disekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai, organ tanaman lain yang menggangu persilangan, serta pembuangan mahkota dan kelopak cabai
4.      Emaskulasi
Yaitu kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina yang akan disilangkan. Metode emaskulasi yang digunaan pada praktikum persilangan terung ini adalah Metode Kliping atau Pinset
5.      Pengumpulan serbuk sari
Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari tetua jantan yang telah dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang digunkan untuk mengambil serbuk sari adalah pinset.
6.      Penyerbukan
Yaitu meletakkan serbuk sari yang telah diambil dari tetua jantan kekepala putik tetua betina. Lakukan dengan hati-hati supaya tidak terjadi luka pada kepala putik, agar tidak terinfeksi penyakit.
7.      Isolasi
Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan solatip atau sejenisnya, dengn tujuan gr serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik tetua betina yang disilangkan
8.      Pelabelan
Pelabelan dilakukan untuk membedakan tanaman mana yang sudah disilangkan.















Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Penyilangan yang dilakukan tidak berhasil, ada banyak factor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Penyebab utama adalah kesalahan dalam pengambilan serbuksari yang dipakai untuk penyerbukan dengan tetua betina. Selain itu, terjadi pembusukan pada bunga betina, ini menyebabkan bunga jadi rusak, sehingga mengundang datangnya hama yang merusak kepala putik.
Ada dua pasang bunga yang disilangkan, keduanya tidak berhasil melakukan pembuahan.  Kemungkinan Penyebabnya sama, bunga busuk sehingga pembuahan gagal. Penyilangan dilakukan pada saat musim hujan, kesalahan saat pengisolasian juga akan mempengruhi keberhasilan. Bagian bunga betina yang terluka akibat emaskulasi mengkibatkan infeksi, sehingga saat terkena air akan terjadi pembusukan akibat bakteri pathogen atau hama penyakit.
Pada bunga tanaman terung mempunyai disrtibusi bunga pada tanaman adalah monocious. kemungkinan tanaman ini dapat menyerbuk sendiri karena alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada satu tanaman itu sendiri. Selain itu didukung oleh ekspresi bunga yang sempurna. Pada bunga terung terjadi self pollination karena stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, sehingga tanaman lain tidak bisa menyerbuki kepala putiknya. Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.



Penutup
Kesimpulan
Bunga memiliki organ reproduksi yaitu stamen dan pistil. Selain itu petal pada bunga berfungsi untuk mempercantik bunga. Jenis bunga yaitu bunga sempurna (perfect) yaitu bunga biseksual, stamen dan pistil terletak pada bunga yang sama. Bunga tak sempurna (imperfect) yaitu bunga uniseksual, stamen dan pistil terdapat pada bunga yang berbeda taua terpisah. Bunga lengkap (complete), yang mempunyai keempat organ bunga yaitu sepal, petal, stamen dan pistil.
Bunga tak lengkap (incomplete), yang tidak mempunyai satu atau dua organ bunga.
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.
Disrtibusi bunga pada tanaman yaitu monocious dan diocious serta ekspersi bunga yaitu sempurna dan tidak sempurna menentukan juga apakah bunga tersebut dapat menyerbuk silang (cross pollination) atau menyerbuk sendiri (self pollination).









Daftar Pustaka
Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Allard, RW. 1995. Pemuliaan Tanaman. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Anonim. 2004. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Anonymous b, 2012. http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/Hortikultura/Budidaya-Terung.html Diakses tanggal 16 des 2012
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Rizal, 2012. http://amazoneabc.blogspot.com/2012/02/budidaya-tanaman-terong-dengan.html. Diakses tanggal 16 Des 2012.
Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bandung: ITB.
Syamsuri, Istamar, 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Anonymous a, 2012. Terung. http://id.wikipedia.org/wiki/Terung. 16 des 2012
.

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Trending Topic

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Etza Hamzah - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template