EVALUASI AWAL UJI KETURUNAN SENGON (FALCATARIA MOLUCCANA) UMUR 8 BULAN DI KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR
Sebanyak 77 famili dari 4 sumber benih diuji di Pare,Kediri untuk mendapatkan individu-individu pohon yang memproduksi benih unggul secara genetik .Uji keturunan dirancang dengan menggunakan rancangan acak lengkap berblok(randomized completely block design), 4 pohon per plot diulang sebanyak 6 kali..Pada umur 8 bilan perbedaan di antara sumber benih signifikan . i presentase tumbuh dari famili beragam dari(54,2% sampai 86,5%).Perbedaan diantara famili didalam sumber benih hanya signifikan untuk diameter.Heritabilitas diameter termasuk sedang (h2i=0,16 ; h2f = 0,42).Korelasi genetik diameter x tinggi cukup kuat (rg=0,89) dan lebih tinggi dari korelasi fenotip(rp=0,86).
Sengon (Paraserianthes falcataria) adalah tanaman yang termasuk famili mimosea yang merupakan tanaman asli di Maluku ,Papua ,Papua New Guinea,Pulau Salomon danTaompala.(Sulawesi Selatan).Tanaman ini dibawa oleh Teysmann untuk ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1871 (Achmad dkk 2004) . Tanaman sengon mulai banyak dikembangkan sebagai hutan rakyat karena dapat tumbuh pada sebaran kondisi iklim luas, tidak menuntut syarat tempat tumbuh yang tinggi dan mempunyai banyak manfaat seperti bahan bangunan ringan dibawah atap bahan baku pulp dan kertas ,peti kemas dan papan partikel dan dsaunnya sebagai pakan ternak (Syahri, 1991)
Bahan penelitian yang digunakan adalah kebun benih semai uji keturunan di Kabupaten Kediri .Lokasi ini berada pada areal kerja KPH Kediri Perum Perhutani unit II Jawa Timur.
Kebun benih ini dirancang mengikuti rancangan acak lelngkap berblok(randomized completely block design) yang terdiri 77 famili ,4 pohon perplot dengan jumlah ulangan sebanyak 6.Sebagian besar famili-famili yang diuji berasal dari kebun benih smai uji keturunan sengon generasi I dan ditambah famili-famili baru dari daerah lain sebagai materi infusi yang secara lengkap
Penelitian ini diawali dengan melakukan pengukuran sifat pertumbuhan tanaman sengon di plot kebun benih uji keturunan semai sengon ini .Karena tanaman uji masih berumur 8 bulan ,maka sifat pertumbuhan yang fi ukur adalah 2 sifat saja yaitu diameter (10cm dari pangkal batang) dan tinggi tanaman.Data ini kemudian di analisis untuk mengetahui rerata pertumbuhan tanaman ,keragaman sifat diantara famili yang diuji rangking famili dan nilai parameter genetik
Daya adaptasi
Dari hasil analisa data uji keturunan sengon umur 8 bulan dapat diketahui bahwa persen hidup famili-famili sengon yang diuji di kediri ini cukup beragam dari 54,17% hingga 100% .Namun secara umum persen hidup yang ditunjukan masing-masing famili cukup bagus yakni 86,53%
Nilai heritabilitas dan korelasi genetik
Untuk mengetahui proporsi faktor genetik yang diturunkan dari induk kepada keturunannya ,maka dilakukan penaksiran heritabilitas ,sedangkan untuk melihat kreetan hubungan antara sifat pertumbuhan maka dilakukan perhitungan korelasi fenotip dan korelasi genetik .Hasil perhitungan menunjukan bahwa penaksiran nilai heritabilitas individu untuk diameter sebesar 0,2 dan heritabilitas famili 0,44.
Mengacu pada klasifikasi yang disebutkan oleh Cotteril dan Dean (1990) maka nilai heritabiliatas individu maupun famili untuk heritabilitas sifat diameter termasuk moderat.Hal ini mengindikasikan bahwa variasi pertumbuhan sifat diameter cukup kuat di pengaruhi oleh faktor genetik.Susanto (1999) melaporkan bahwa nilai heritabilitas famili sifat diameter pada KBSUK sengon di Candiroto mencapai 0,68.
Korelasi genetik tinggi x diameter memiliki nilai positif (0,89) . Ini berarti bahwa perbaikan sifat diameter akan diikuti pula perbaikan sifat tinggi.Jika kondisi ini bertahan hingga umur akan dilakukannya seleksi ,maka proses seleksi bisa lebih efisien karena bisa dengan hanya mengambil satu sifat saja.Dalam hal ini sleleksi unutk diameter akan lebih mudah dilakukan dari pada tinggi .Korelasi fenotip kedua sifat ini termasuk (0,86) dengan ioni berarti bahwa nilai korelasi fenotip yang tinggi itu memiliki basis genetik juga tinggi (0,89).Penelitian lain yang dilakukan Susanto (1999) pada KBSUK sengon umur3 tahun di Candiroto,kkorelasi genetik antara tinggi dan diameter sangaat kuat yakni 0,96
Dari evaluasi uji keturunan sengon umur 8 bulan di Kediri ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Presentase tumbuh famili-famili sengon yang diuji cukup beragam , 3 famili yang berasal Candiroto dan 1 famililokal Kediri mencapai persen hidup 100%
2. Perbedaan diantara sumber benih snagt signifikan ,mengindifikasikan pentingnya pemilihan sumber benih yang tepat .Variasi pertumbuhan diameter diantara famili sangat signifikan ,sedangkan sifat tinggi pohon tidak.Famili-famili dari papua cenderung menunjukan sifat pertumbuhan diameter terbaik
3. Nilai heritabilitas sifat diameter termasuk moderat .Dengan demikian maka variasi pertumbuhan diameter cukup kuat dipengaruhi oleh faktor genetik . Tinggi dan diameter berkorelasi positing dan sangat kuat,sehingga perbaikan satu sifat itu akan memperbaiki secara positif sifat lainnya.