Pemuliaan Tanaman Terung
Bab I
Pendahuluan
Latar
Belakang
Karena terung merupakan anggota Solanaceae, buah terung pernah dianggap beracun, sebagaimana
buah beberapa varietas leunca dan kentang. Sementara buah terung dapat dimakan
tanpa dampak buruk apa pun bagi kebanyakan orang, sebagian orang yang lain,
memakan buah terung (serupa dengan memakan buah terkait seperti tomat, kentang, dan merica hijau atau lada) bisa berpengaruh pada kesehatan.
Sebagian buah terung agak pahit dan mengiritasi perut serta
mengakibatkan gastritis. Karena itulah, sebagian sumber, khususnya dari kalangan kesehatan
alami, mengatakan bahwa terung dan genus terkait dapat mengakibatkan atau
memperburuk artritis
dengan kentara dan justru itu, harus dijauhi oleh mereka yang peka terhadapnya.
Bab II
Tinjauan Pustaka
Inkompatibilitas
yaitu ketidak cocokan (kromosom/gen) dalam berpasangan yang menyebabkan
gagalnya pembuahan sendiri. Terjadi pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi
maupun tanaman tigkat tinggi. Inkompatibilitas pada tanaman tingkat tinggi,
yaitu untuk mencegah pembuahan sendiri. Berdasarkan marfologi bunga
inkompatibilitas dibagi menjadi:
1. Inkompatibilitas Homomorfik (putik dan benang sari sama panjang)
a) Gametofitik
Terhentinya
pertumbuhan tabung tepung sari di dalam putik multi alel. Interaksi antara
tepung sari yang haploid dengan sel-sel putik yang diploid. Jika alel tepung
sari sama dengan alel putik, maka pertumbuhan tabung serbuk sari terhenti dan
sebaliknya.
Pada system gametofit , inkompatibilitas terjadi bila serbuk sari dan kepala
putik mempunyai alel yang sama. b) Sporofitik
Dikendalikan oleh
alel dominant pada putik. Putik yang mempunyai alel tersebut maka pollen tidak
dapat tumbuh. System safrofit mengandung bentuk dominansi yaitu S1 yang
dominant terhadap seluruh alel lain, S2 juga demikian kecuali terhadap S1 dan
seterusnya. Ada mikrosporogenesis semua serbuk sari, sifat genotif akan muncul
pada fenotif alel dominant pada jaringan jantan diploid. Misalnya, jantan S1 S2
akan menghasilkan fenotip S1, meskipun disana dijumpai genotip S2. pada gamet
betina tidak dijumpai ekspresi dominant dan betina berfungsi sama seperti
seperti system gametofit. Pada system saprofit, persilangan gamet betina S1 S2
x jantan S1 S3 adalah tidak cocok inkompatibel karena adanya efek dominansi
pada jantan, bahwa kedua serbuk sari S1 dan S2 mempunyai fenotip S1¬. selama
S1¬ besifat inkompatibel terhadap jaringan tangkai putik S1 S2 maka tidak akan
terjadi pembuahan. Persilangan resiprok juga akan menghasilkan proses yang
inkompatibel. (James R.Welsh dan Johanis P.Mogea, 1991:63)
Inkompatibilitas
dapat terjadi baik pada system gemotofit maupun sporofit. Perbedaan antara
system saprofit dan gametofit terletak pada adanya beberapa alel S yang
homozigot.
2. Inkompatibilitas Heteromorfik. Ada dua tipe;
a)
Putik pendek dan benang sari panjang atau disebut pin.
b)
b) Putik panjang dan benang sari pendek atau disebut thrum . Biji
terbentuk jika dua tipe berlainan disilangkan Biji tidak terbentuk jika dua
tipe yang sama disilangkan
c)
Tipe putik pendek dan benang sari panjang mempunyai alel S yang
dominant dan heterozigot (Ss).
d)
Tipe putik panjang dan benang sari pendek selalu homozigot resesif
(ss).
Tumbuhan bunga yang mempunyai bunga dengan pistil dan anter yang menghasilkan
ovum maupun polen yang fertil dan viabel tidak selamanya dapat melakukan
polinsi sendiri. Seandainya dapat melakukan polinasi tumbuhan tersebut tidak
berhasil melakukan fertilisasi. Hal ini disebabkan imkompatibilitas seksual
pada tanaman tersebut sehingga polennya tidak dapat membuahi ovum.
Inkompatibilitas seksual dibedakan menjadi dua: 1) interspesifik, dan 2)
intraspesifik. Inkompatibilitas intra spesifik disebut self-incompatibility
(inkompatibilitass sendiri), secaara morfologi ada 2 tipe self-incompatibility
yaitu heteromorfi dan homomorfi. Jika inkompatibilitas homorfi ini disebabkan
genotip dari gametogenotip disebut gametophyctic self-incompability (GSI), jika
disebabkan genotip dari sporofitnya disebut sporofit self-incompability (SSI).
Kemajuan teknologi pada saat ini telah menunjukkan keberhasilan dalam usaha
menanggulangi masalah inkompatibilitas seksual pada beberapa tumbuhan. (Subag
Sistem Informasi BAAKPSI UM, 2005.)
Bab III
Bahan dan Metode
Dalam persilangan tanaman terung hijau ini, dipilih bunga yang masih
kuncup sebagai induk betina. Sebagai bunga jantan digunakan bunga yang sudah
matang atau memiliki serbuksari matang. Penyilangan dilakukan pada Selasa, 27 November
2012 di Kebun Percobaan Faperta UR.
Alat-alat yang digunakan;
pinset, sebagai alat untuk mengambil serbuksari dari bunga betina, isolasi
transparan sebagai alat untuk isolasi. Morfologi Bunga
Terung; Bentuknya
seperti bintang, Warna bunganya antara putih hingga ungu,
Mahkota yang memiliki lima
lobus, Benang
sarinya berwarna kuning,
Bunga tidak mekar secara serempak (Protandri, yaitu peristiwa serbuk sari yang
matang lebih dulu dari pada putik. Protagini, yaitu peristiwa putik
yang matang lebih dulu daripada serbuk sari) dan Penyerbukan bunga terung dapat
terjadi secara silang ataupun menyerbuk sendiri.
Teknik
persilangan (Hibridisasi buatan) Terung hijau
1. Persiapan
Proses
ini meliputi :
ü
Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat
melakukan persilangan terung
ü
Mengetahui morfologi terung dan reproduksi
terung
ü
Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang
ingin disilangkan
2.
Pemilihan kuncup bunga
Pemilihan
kuncup bunga dilakukan dengan memilih bunga yang masih kuncup. Ini bertujuan
agar bunga yang akan dijadikan induk betina belum mengalami penyerbukan dengan
serbuksari yang lain.
3. Kastrasi
Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang
ada disekitar bunga yang akan diemaskulasi dari kotoran, serangga,
kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai, organ tanaman lain yang menggangu
persilangan, serta pembuangan mahkota dan kelopak cabai
4. Emaskulasi
Yaitu kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen)
pada tetua betina yang akan disilangkan. Metode emaskulasi yang digunaan pada
praktikum persilangan terung ini adalah Metode Kliping atau Pinset
5. Pengumpulan
serbuk sari
Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari
tetua jantan yang telah dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang
digunkan untuk mengambil serbuk sari adalah pinset.
6. Penyerbukan
Yaitu meletakkan serbuk sari yang telah
diambil dari tetua jantan kekepala putik tetua betina. Lakukan dengan hati-hati
supaya tidak terjadi luka pada kepala putik, agar tidak terinfeksi penyakit.
7. Isolasi
Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua
betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan solatip atau
sejenisnya, dengn tujuan gr serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel
pada putik tetua betina yang disilangkan
8. Pelabelan
Pelabelan dilakukan untuk membedakan tanaman
mana yang sudah disilangkan.
Bab
IV
Hasil
dan Pembahasan
Penyilangan yang dilakukan tidak berhasil,
ada banyak factor yang menyebabkan kegagalan tersebut. Penyebab utama adalah
kesalahan dalam pengambilan serbuksari yang dipakai untuk penyerbukan dengan
tetua betina. Selain itu, terjadi pembusukan pada bunga betina, ini menyebabkan
bunga jadi rusak, sehingga mengundang datangnya hama yang merusak kepala putik.
Ada dua pasang bunga yang disilangkan,
keduanya tidak berhasil melakukan pembuahan.
Kemungkinan Penyebabnya sama, bunga busuk sehingga pembuahan gagal.
Penyilangan dilakukan pada saat musim hujan, kesalahan saat pengisolasian juga
akan mempengruhi keberhasilan. Bagian bunga betina yang terluka akibat
emaskulasi mengkibatkan infeksi, sehingga saat terkena air akan terjadi
pembusukan akibat bakteri pathogen atau hama penyakit.
Pada bunga tanaman terung mempunyai disrtibusi bunga pada tanaman
adalah monocious. kemungkinan tanaman ini dapat menyerbuk sendiri karena alat
kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada satu tanaman itu sendiri.
Selain itu didukung oleh ekspresi bunga yang sempurna. Pada bunga terung terjadi
self pollination karena stigma dan stamen tersembunyi oleh organ bunga sesudah
bunga terbuka, sehingga tanaman lain tidak bisa menyerbuki kepala putiknya.
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk
sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen
tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang
melalui tabung stigminal segera setelah anther terbuka.
Penutup
Kesimpulan
Bunga memiliki organ reproduksi yaitu stamen dan pistil. Selain itu petal pada
bunga berfungsi untuk mempercantik bunga. Jenis bunga yaitu bunga sempurna
(perfect) yaitu bunga biseksual, stamen dan pistil terletak pada bunga yang
sama. Bunga tak sempurna (imperfect) yaitu bunga uniseksual, stamen dan pistil
terdapat pada bunga yang berbeda taua terpisah. Bunga lengkap (complete), yang
mempunyai keempat organ bunga yaitu sepal, petal, stamen dan pistil.
Bunga tak lengkap (incomplete), yang tidak mempunyai satu atau dua
organ bunga.
Terjadinya penyerbukan sendiri disebabkan karena bunga tidak membuka, serbuk
sari sudah matang dan jatuh sebelum bunga terbuka atau mekar, stigma dan stamen
tersembunyi oleh organ bunga sesudah bunga terbuka, dan stigma memanjang melalui
tabung stigminal segera setelah anther terbuka.
Disrtibusi bunga pada tanaman yaitu monocious dan diocious serta
ekspersi bunga yaitu sempurna dan tidak sempurna menentukan juga apakah bunga
tersebut dapat menyerbuk silang (cross pollination) atau menyerbuk sendiri
(self pollination).
Daftar Pustaka
Allard, R. W, 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Allard, RW. 1995. Pemuliaan Tanaman. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Anonim. 2004. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Bengkulu.
Anonymous b, 2012. http://bp4kkabsukabumi.net/index.php/Hortikultura/Budidaya-Terung.html Diakses tanggal 16 des 2012
Anonim. 2010. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu. Bengkulu.
.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !